1). Pengertian kamera SLR atau DSLR
Kamera SLR ( Single Lens Reflex )
atau D-SLR ( Digital ) merupakan kamera dengan jendela bidik ( viewfinder )
yang memberikan gambar sesuai dengan sudut pandang lensa melalui pantulan
cermin yang terletak di belakang lensa. Pada umumnya kamera biasa memiliki
tampilan dari jendela bidik yang berbeda dengan sudut pandang lensa karena
jendela bidik tidak berada segaris dengan sudut pandang lensa.
Dasar
Teknologi DSLR terdiri dari 2 bagian yaitu Shutter Speed, Aperture/Diafragma
dan ISO. Langkah awal yang harus dipelajari untuk menguasai Kamera DSLR Karena
ketiga hal tersebut yang nantinya akan menghasilkan sebuah foto dengan
komposisi dan total.
fotgrafi,
berkaitan erat dengan cahaya, maka kamera berfungsi untuk mengatur cahaya yang
ditangkap image sensor ( sensor gambar pada kamera digital atau film pada
kamera konvensional ). Untuk mengatur cahaya, terdapat 2 hal mendasar dalam
kamera, yakni Shutter Speed ( Kecepatan Rana ) dan Aperture ( Diafragma ).
A.Shuter
Speed (Kecepatan Rana)
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, Shutter speed, sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan.
Shutter speed atau kecepatan rana merupakan kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya dapat masuk ke dalam image sensor. Satuan daripada shutter speed adalah detik, Shutter speed, sangat tergantung dengan keadaan cahaya saat pemotretan.
Sebagai contoh : semisal
cahaya terang pada siang hari, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi
lebih cepat, semisal 1/500 detik. Sedangkan untuk malam hari yang cahayanya
lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih lama, semisal
1/5 detik.
B.Aperture (Diafragma)
Aperture atau diafragma merupakan istilah untuk bukaan lensa. Apabila
diibaratkan sebagai jendela, maka diafragma adalah kiray / gordyn yang dapat
dibuka atau ditutup untuk menyesuaikan banyaknya cahaya yang masuk. Pada kamera
aperture dilambangkan dengan huruf F dan dengan satuan sebagai berikut:
*) f/1.2
*) f/1.4
*) f/1.8
*) f/2.0
*) f/2.8
*) f/3.5
*) f/4.0
dst..
*) f/1.2
*) f/1.4
*) f/1.8
*) f/2.0
*) f/2.8
*) f/3.5
*) f/4.0
dst..
Kesimpulan :
Jadi, korelasi antara shutter speed
dan aperture adalah bahwa semakin besar bukaan lensa, maka shutter speed akan
semakin cepat, sebaliknya semakin kecil bukaan lensa, maka shutter speed akan
semakin melambat.
Semakin kecil angka satuan maka akan
semakin besar bukaan lensa ( f/1.4 lebih besar bukaannya dibandingkan dengan
f/4.0 )
C. ISO
1) Pengertian ISO
ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja, SEBAGAI CONTOH :
ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja, SEBAGAI CONTOH :
Jika
kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja. Sedangkan tugas dari setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja),
Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja. Sedangkan tugas dari setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja),
Secara garis besar:
Beberapa tekhnik foto dalam kehidupan sehari-hari :
- Teknik
Bulb adalah kecepatan terbuka dan tertutupnya tirai di tentukan sendiri oleh
klik telunjuk kita pada shutter release. Sehingga bulb ini dapat menjadi
alternative ketika kita tidak menemukan shutter speed yang disediakan oleh
DSLR.
-Slow
Speed, adalah kategori kecepatan rendah dalam Shutter speed. Angkanya adalah
mulai dari lebih dari 2 detik hingga seper tiga puluh detik (1/30s). Namun ada
resiko yang harus dibayar ketika menggunakan slow speed, penggunaan objek slow
speed sebaiknya tidak pada objek bergerak dan untuk hasil maksimal, wajib
menggunakan tripod / penopang sehingga gambar tidak shake / goyang. Slow Speed
biasanya digunakan pada saat kondisi objek, foreground maupun background minim
cahaya
-Teknik panning pada sebuah kendaraan
ataupun digunakan untuk membidik aliran sungai sehingga menghasilkan aliran
sungai yang lembut bagaikan salju dan juga bisa dilihat bahwa dengan minimnya
cahaya malahan membuat aliran sungai tersebut akan tampak cantik dengan hanya
adanya pantulan bulan ke aliran air tersebut.
- Teknik Fast Speed dimana diperlukan
kemampuan untuk mendapatkan hasil jebretan foto secara cepat dengan kecepatan
tinggi dalam Shutter Speed Angkanya dimulai dari seper empat puluh detik
(1/40s) hingga lebih dari seper seribu detik (1/1000s). Fast Speed ini biasanya
digunakan untuk objek dengan kondisi penuh cahaya dan berkecepatan tinggi,
sehingga tidak diperlukan sesuatu untuk menopang kamera. Sebagai contoh untuk
belajar Fast Speed adalah memfoto orang yang bersepeda dengan kecepatan sedang,
kita fokuskan ke media sepeda tersebut sehingga background belakangnya akan
blur dan seolah-olah menimbulkan efek sepeda tersebut melaju cepat
Sekian, terimakasih :)
0 komentar:
Posting Komentar